Sunday, March 13, 2005

Judul Buku : La Tahzan (Jangan Bersedih)

Penerbit: Qisthi Press, 2004
Penulis: DR. 'Aidh al-Qarni

Pengantar Penulis
.....
Pertama, buku ini ditulis untuk mendatangkan, kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, kelapangan hati, membuka pintu optimisme dan menyingkirkan segala kesulitan demi meraih masa depan yang lebih indah.

Buku ini merupakan pengetuk hati agar selalu ingat akan rahmat dan ampunan Allah, bertawakkal dan berbaik sangka kepada- Nya, mengimani Qadha' dan Qadar-Nya, menjalani hidup sesuai apa adanya, melepaskan kegundahan tentang masa depan, dan mengingat nikmat Allah.

Kedua, buku ini mencoba memberikan resep-resep bagaimana mengusir rasa duka, cemas, sedih, tertekan, dan putus asa.

Ketiga, saya berusaha menyertakan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadits yang sesuai dengan tema bahasan. Selain itu, tak jarang saya nukilkan pula pelbagai pemisalan yang bagus, kisah yang penuh 'ibrah dan mengandung pelajaran yang berharga, serta bait-baikt syair yang memiliki kekuatan. Dalam banyak tempat, para pembaca juga akan mempunyai kutipan-kutipan dari perkataan para bijak bestari, dokter dan sastrawan. Demikianlah, semua hal yang ada dalam buku ini hanya ingin mengajak Anda untuk senantiasa berbahagia.

Keempat, buku ini bersifat umum, alias untuk siapa saja. Singkatnya, untuk kaum muslim maupun non-muslim. Pasalnya, pembicaraan dalam buku ini secara umum adalah berkaitan watak dan sifat naluriah dan persoalan-persoalan umum kejiwaan manusia. Namun begitu, buku ini tetap menempatkan Manhaj Rabbani sebagai penyuluh. Karena memang manhaj itulah yang menjadi agama fitrah kita.

Kelima, dalam buku ini pembaca tidak akan hanya menjumpai kutipan-kutipan pernyataan dari orang-orang Timur, tetapi juga dari orang Barat. Namun demikian, saya berharap tidak ada tudingan negatif terhadap diri saya berkaitan deengan hal ini. Karena, bagaimanapun saya yakin bahwa hikmah itu adalah laksana barang yang hilang dari kaum muslim. Artinya, maka dimanapun barang itu ada masih berhak kita ambil kembali.

Keenam, saya sengaja tidak menggunakan catatan kaki dalam buku ini . Ini tak lebih hanya untuk meringankan dan memudahkan pembaca. Karena, dengan begitu paling tidak buku ini akan menjadi bacaan yang berkesinambungan dan memberikan pemahaman yang tidak terpotong-potong. Dan untuk itu, setiap referensi dari masing-masing kutipan selalu saya sebut langsung dalam setiap paragraph yang menyebutnya.

Ketujuh, dalam mengutip, saya tidak mencatat nomor halaman dan volume sumbernya. Mengapa? Karena hal itu sudah lazim dilakukan oleh orang-orang sebelum saya, dan saya mengikuti mereka. Saya kira ini lebih bermanfaat dan lebih memudahkan. Kadang kala saya menuliskannya sesuai dengan teks yang ada di dalam buku sumbernya, dan kadang kala ada sedikit penyuntingan atau penyesuaian dengan pemahaman saya terhadap buku ataupun artikel yang pernah saya baca.

Kedelapan, saya tidak menyusun buku dalam sistematika bab-bab dan pasal-pasal yang banyak. Yang saya lakukan adalah menulis dengan gaya yang sangat variatif. Adakalanya saya membeberkan beberapa permasalahan dalam beberapa paragraf, kemudian saya berpindah dari permasalahan satu ke permasalahan yang lain, dan kembali lagi pada bahasan yang sama setelah beberapa halaman pembahasan yang berbeda. Ini saya tujukan agar lebih sedap dibaca, lebih enak dan tidak membosankan.

Kesembilan, saya tidak memberi nomor surat dan ayat serta tidak pernah menyebutkan perawi hadits. Meski demikian, bila hadits yang sebutkan itu lemah, maka saya selalu mengingatkannya. Adapun bila hadits itu shahih, maka saya hanya menyebutkannya hadits shahih dan kadangkala tidak memberi catatan apapun..... (catatan : dalam buku terjemahan ini sekiranya ditemui ayat dari Al Qur'an, ayat dan surat Al Qur'an disebutkan nomornya)

Kesepuluh, mungkin pembaca melihat ada beberapa pengulangan sejumlah materi. Meski demikian, saya selalu berusaha mengemasnya dalam metode dan struktur pembahasan yang berbeda. Ini memang sengaja saya lakukan untuk semakin menguatkan pemahaman kita dengan cara menyajikannya lebih sering.

.......................

(Sebagian dari) Daftar Isi

Ya Allah
Pikirkan dan Syukurilah!
Yang Lalu Biar Berlalu
Hari Ini Milik Anda
Biarkan Masa Depan Datang Sendiri
Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas
Jangan Menunggu "Terima Kasih" dari Seseorang
Berbuat Baik Terhadap Orang Lain, Melapangkan Dada
Isi Waktu Luang dengan Berbuat!
Jangan Latah!
...............................